Langsung ke konten utama

Contoh makalah reaksi satwa liar dab tunbuhan terhadap GMT




REAKSI SATWA LIAR DAN TUMBUHAN
SAAT TERJADI GERHANA MATAHARI TOTAL



 



logo sman5.png



Disusun oleh :
DONNA SYAFENY
NIS 10003
SMA N 5 PALEMBANG

KELAS XI IPA 4

SEMESTER GENAP 2015/2016


Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Reaksi satwa liar saat terjadi Gerhana Matahari total”
            Makalah ini berisikan tentang informasi pengaruh yang terjadi oleh satwa liar di saat terjadi Gerhana Matahari Total. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami butuhkan demi terciptanya kesempurnaan dari makalah ini.
            Akhir kata, kami ucapkan terimakasih bagi semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam menyusun dari awal sampai akhir makalah ini dan memperbaiki makalah ini. Semoga Allah SWT selalu meridhai apa yang kalian perbuat. Amin.


    
`                                                                                               Palembang , 19 Maret 2016















ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR......................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................... iii

BAB I   : PENDAHULUAN................................................................ 1
               1.1 Latar Belakang.......................................................................1
               1.2 Rumusan Masalah..................................................................1
               1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………..1
BAB II  : TINJAUAN PUSTAKA………………………………………..2
BAB III : METODE PENELITIAN………………………………………3
BAB IV: Pembahasan ...................………………………………………..4
BAB V  : KESIMPULAN DAN SARAN………………………………...5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..6






















iii
               BAB I.
     PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Gerhana Matahari adalah salah satu fenomena alam yang menakjubkan. Namun, berbeda dengan gerhana bulan, gerhana matahari berbahaya bila dilihat hanya dengan mata telanjang karena dapat merusak mata secara permanen yang mengakibatkan kebutaan.

Pada dasarnya terjadinya gerhana matahari terjadi pada saat posisi bulan terletak di antara matahari dan bulan sehingga sebagian atau seluruh cahaya dari matahari tertutup oleh bulan. Walaupun matahari lebih besar dari bulan namun karena jarak bulan ke bumi lebih dekat dibandingkan dengan jarak matahari ke bumi yaitu sekitar 384.400 kilometer berbeda sangat jauh dibanding jarak matahari ke bumi yaitu sekitar 149.680.000 kilometer.


1.2. Perumusan masalah
Bagaimanakah reaksi yang terjadi pada satwa liar ketika terjadinya gerhana matahari total ?

1.3  Tujuan dan manfaat

1. Tujuan 
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh Gerhana matahari total terhadap satwa liar
2. Manfaat 
Manfaat yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh yang terjadi tersebut antara Gerhana matahari total dan satwa liar 

                                                                        1
BAB II.
 TINJAUAN PUSTAKA

Gerhana matahari total, terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari . Hewan yang biasa beraktivitas pada siang hari bisa jadi akan berubah perilakunya ketika terjadi gerhana matahari total. Hal ini terkait karena perubahan siang menjadi malam. Ketika gerhana, langit terlihat gelap sehingga menyerupai malam. Perubahan ini disebabkan lantaran insting hewan.
Ada atau tidaknya matahari menjadi alarm tubuh atau jam biologis bagi hewan untuk beraktivitas. Misalnya, ayam-ayam akan masuk ke kandang karena hewan menganggap waktu sudah berubah menjadi malam.
"Matahari sebagai kompas insting hewan bekerja,"


















2
BAB III.
METODE PENELITIAN


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Biologi telah menurunkan tim peneliti untuk mengamati respon satwa liar saat terjadinya Gerhana Matahari Total, Rabu, 9 Maret 2016. Penelitian dilakukan dengan asumsi bahwa satwa merespon perubahan lingkungan tersebut akibat terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT).Kepala Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi LIPI, menuturkan penelitian perilaku satwa ini dilaksanakan dalam dua kategori yaitu alam liar dan di penangkaran. Untuk di alam liar dilakukan di Taman Nasional Lore Lindu dan kawasan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Semua pengamatan menggunakan video dan kamera jebak.
Lore Lindu, Sulawesi Tengah, dipilih karena terdapat berbagai jenis satwa di wilayah ini, termasuk satwa endemik Sulawesi yang menarik diamati seperti mamalia dan burung. Kondisi hutannya juga  masih sebagai habitat berbagai macam serangga, amfibi, burung, dan reptil. Sementara wilayah Parigi Moutong merupakan habitatnya koloni kalong
 (Pteropus spp).













3
BAB IV
PEMBAHASAN
Gerhana matahari total memiliki keindahan tersendiri seakan-akan matahari yang baru muncul berapa saat kemudian cahaya sinar nya menghilang sehinnga Dunia terasa menjadi gelap dikarenakan antara matahari dan bulan terletak diposisi yang sama sehingga bulan menutupi sinar matahari. Pada peristiwa tersebut ternyata mempengararuhi aktivitas makhluk hidup khususnya Hewan. Satwa-satwa liar ternyata memberikan respon ketika terjadinya Gerhana Matahari Total (GMT). Di beberapan kategori antara alam liar dan penangkaran diantaranya :
1.      Hasil pengamatan terhadap perilaku kalong di Parigi Moutong, dan juga yang dilakukan di Kebun Raya Bogor, menunjukkan fenomena yang sama. Sebelum terjadi gerhana, kalong yang bergantung pada pohon terlihat berisik. Namun, begitu matahari tertutup bulan selama beberapa menit, kalong-kalong tersebut diam, tidak beraktivitas.

2.      Babi yang ada di kandang di Palu, Sulawesi Tengah. Pagi hari, seperti biasa aktif. Namun, begitu sinar matahari tertutup langsung berhenti makan dan langsung berbaring hendak tidur. Setelah terang kembali, mereka bergerak. ”Inilah rekasi kelompok mamalia yang berhasil terekam pada pengamatan gerhana,” jelasnya.


3.      Untuk serangga, jenis yang diamati adalah kumbang kotoran (Dung beetle). Untuk kumbang kotoran, perilaku anehnya terlihat saat gerhana berlangsung, ia segera kembali ke sarangnya. Padahal, sebelumnya ia mendorong-dorong kotorannya. “Ia masuk tanah, dengan perkiraan siang telah berakhir. Dan ketika matahari terlihat lagi, ia pun keluar.”

4.      Sementara maleo (Macrocephalon maleo), ada 3 individu yang diamati perilakunya, jantan, betina, dan anakan. Maleo betina terlihat diam saat GMT, namun gelisah dengan berjalan hilir-mudik jelang gerhana. Untuk jantan, ia segera menuju sarang dengan anggapan saat gelap muncul ini waktunya tidur. Sedangkan anakan maleo, ketika gelap menerpa hanya diam, tidak ada aktivitas. 


5.      peneliti burung dari Pusat Penelitian Biologi, juga memaparkan hasil pantauannya. Dari jenis burung yang diamati seperti nuri bayan dan kakatua koki (dari CCTV) serta betet biasa, nuri kepala-hitam, dan kakatua tanimbar (secara langsung), menunjukkan bahwa reaksi yang paling signifikan ditunjukkan oleh betet jawa.  “Saat terjadi gerhana hanya  betet biasa (Psittacula alexandri) yang tidur beberapa menit, layaknya seperti senja hari.”

6.      Siamang mengeluarkan suara khasnya dengan cara yang berisik, seolah saling menyahut satu sama lain. "Karena langit berubah agak gelap saat gerhana, naluri
4
7.      siamang secara alamiah meresponsnya dengan mengeluarkan suara-suara seperti yang kerap mereka lakukan pada sore hari," ujar dosen zoologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Ferry, di Ragunan, kemarin. 


8.      Perubahan perilaku juga ditunjukkan tumbuhan. Saat gelap, kumis kucing Orthosiphon aristatus dan trembesi Albizia saman akan menutup daunnya. Ketika gerhana, kondisi yang sama akan terjadi pada kedua tanaman yang sangat sensitif terhadap perubahan cahaya itu. Matahari yang tiba-tiba tertutup akan membuat proses fotosintesis atau pembuatan makanan pada tumbuhan hijau terganggu. Turunnya suhu udara-hingga memicu peningkatan kelembaban udara-juga memengaruhi daya fotosintesis tumbuhan.  Terganggunya fotosintesis itu tidak akan sampai memengaruhi produksi sayur maupun padi karena gangguan yang terjadi tidak terlalu berarti," kata ahli pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang juga Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI Witjaksono. Gangguan proses fotosintesis itu lebih bermakna saat mendung berkepanjangan atau selama musim hujan. Perubahan pencahayaan dari matahari itu juga akan mengganggu fotofisiologi tumbuhan atau sistem kerja tumbuhan sebagai respons terhadap cahaya. Pada sejumlah tanaman, khususnya di kawasan subtropika, pendeknya hari atau lama matahari bersinar sangat memengaruhi tinggi dan kecepatannya berbunga. Karena itu, saat gerhana, bisa memengaruhi pertumbuhan tumbuhan itu meski tidak signifikan karena terjadi singkat. Matahari adalah energi utama bagi semua makhluk hidup, bukan hanya tumbuhan," kata Witjaksono. Tumbuhan mengonversi energi matahari menjadi makanan yang menjadi sumber energi bagi makhluk lain. Proses saling memakan itulah yang akhirnya membentuk rantai makanan ataupun jaring makanan. Proses itu membuat energi matahari mengalir hingga menjangkau makhluk hidup di puncak piramida makanan dan menjaga keberlangsungan hidup semua makhluk di Bumi. Tak hanya menjadi sumber energi bagi makhluk Bumi, Matahari pula yang membuat Bumi berevolusi menjadi planet layak huni seperti sekarang. Tanpa panas dan sinar matahari, Bumi hanyalah sebongkah batu berselimut es. Matahari yang menghangatkan laut Bumi hingga membentuk atmosfer seperti sekarang. Jauh pada awal pembentukan Bumi 4,5 miliar tahun silam hingga beberapa miliar tahun berikutnya, atmosfer Bumi didominasi karbondioksida yang dihasilkan melalui aktivitas vulkanik Bumi. Uap air, amonia, dan metana ada dalam jumlah sedikit. "Atmosfer Bumi primitif mirip atmosfer Venus dan Mars saat ini . "Tanpa Matahari, Bumi tidak akan dapat dihuni,"






4
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
Dari hasil penelitian yang kami lakukan,kami mengamati dan menyimpulkan bahwa Proses terjadinya Gerhana Matahari Total walaupun hanya beberapa menit namun sangat mempengaruhi aktivitas Makhluk hidup khususnya Hewan dan tumbuhan , hewan dan tumbuhan tersebut memberikan respon ketika terjadinya Gerhana matahari.

Saran: Ketika matahari total dianjurkan untuk tidak melihat cahaya matahari tersebut secara mata telanjang di karenkan pengaruh sinar radiasi matahari akan menyebabkan / membahayakan mata kita



















5
DAFTAR PUSTAKA



















                                                                        6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aktivitas Ilmiah 1.1 Hari/ Tanggal : 1 Agustus 2016 Mata pelajaran                              :FISIKA Kelas/ Semester                : XII-IPA 4 /Ganjil Tahun Pelajaran                :2016/2017 Kelompok/ Nama anggota :      1. Yuherni                                                   2. Siti Nurhasanah                         ...

Fakta-fakta Menarik Tentang Brazil

Fakta-fakta Menarik Tentang Brazil 1. Brazil adalah negara terbesar di Amerika Selatan. 2. Bahasa resmi Brazil adalah bahasa Portugis karena dahulu pernah dijajah Portugal. 3. Acai berry, salah satu makanan yang digilai di dunia, tumbuh di Brazil. 4. Pesawat, jus jeruk dan kornet termasuk ekspor terbesar Brazil. 5. Brazil adalah negara  yang memiliki jumlah bandara terbanyak kedua di dunia. 6. Brazil adalah penghasil kopi terbesar di dunia. Sejumlah 25% pasokan kopi di dunia dihasilkan oleh Brazil. 7. Pegunungan dan dataran tinggi mendominasi wilayah Brazil. 8. Brazil adalah negara yang paling banyak menjuarai Piala Dunia, yaitu sebanyak 5 kali. 9. Penganut Katolik terbanyak di dunia ada di Brazil. Sebanyak 74% penduduknya memeluk agama itu. 10. Jumlah kunjungan paus di Brazil adalah kelima terbanyak di dunia. 11. Tingkat kejahatan yang tinggi dan kesenjangan sosial membuat Rio de Janeiro dan San Paulo terkenal. 12. Pada 1931, wanita Brazil berhasi...

Siklus hidup lumut daun

siklus hidup pada lumut daun. Perhatikan Gambar 5. Gambar 5. Siklus hidup lumut daun Sebagian besar spesies lumut daun bersifat heterotalus. Gametofit jantan membentuk anteredium dan gametofit betina membentuk arkegonium. Sperma dari anteredium dengan perantaraan air berenang menuju sel telur di dalam arkegonium kemudian terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot yang bersifat diploid kemudian akan mengalami mitosis dan bekembang menjadi sporofi t embrionik di dalam arkegonium. Pada ujung batang sporofit yang memanjang terdapat sporangium, yaitu kapsul tempat spora haploid berkembang. Sporangium juga berfungsi sebagai tempat terjadinya pembelahan mitosis. Setelah masak, kapsul spora pecah dan spora terpencar keluar. Spora-spora tersebut apabila menemukan tempat yang memiliki kelembaban yang sesuai akan berkecambah membentuk protonemata (jamak dari protonema) kecil yang berwarn...